Sidoarjo, NU’S Media
Media Resmi Pelajar NU Sidoarjo
Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Sidoarjo menggelar Majelis Taklim Pelajar Nahliyyin (Mata Pena) dengan mengusung tema ‘Emotion Management, Pernikahan Dini, Antara Fitrah dan Musibah’. Mata Pena kali ini digelar di Bumdes Sumber Makmur, Desa Sumber Rejo, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo, Sabtu (18/05/2024).
Mata Pena merupakan Majelis Taklim yang diinisiasi oleh rekan rekanita Departemen Dakwah PC IPNU IPPNU Sidoarjo yang rutin digelar setiap 2 bulan sekali yang diasuh oleh H.M Sirojul Chakim atau Gus Chakim dari Jabon.
Ketua PC IPPNU Sidoarjo, Rekanita Miftakhul Munadiyah berharap dengan adanya Mata Pena yang dilaksanakan selama dua bulan sekali ini, dapat menumbuhkan istiqomah mengaji bagi IPNU IPPNU. Sebab, melihat situasi dan kondisi IPNU IPPNU saat ini yang sangat sulit untuk mengikuti majelis ilmu atau pengajian.
“Oleh karena itu, PC IPNU IPPNU Sidoarjo berusaha mengemas Majelis Taklim dengan baik, salah satunya adalah dengan pemilihan topik yang menarik seperti mengangkat isu yang sedang hangat dan menjadi tren permasalahan sehingga menjadi kebutuhan bagi kaum muda,” ujarnya.
Lebih lanjut, Rekanita Mumun sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa pemilihan topik ini merupakan salah satu upaya untuk meminimalisisr resiko terhadap kesehatan diri sendiri baik secara fisik maupun psikologis serta membuka wawasan pelajar tentang baik buruknya pernikahan dini.
“Pada Mata Pena kali ini dibahas secara interaktif, sehingga rekan rekanita dapat bertanya secara langsung kepada pengasuh Mata Pena kali ini,” katanya.
Ia menjelaskan, pemilihan tema Mata Pena Jilid III dirasa sangat relevan dengan apa yang saat ini sedang dihadapi berdasarkan dengan setiap informasi yang diterima dan marak diperbincangkan di berbagai media sosial.
Menurutnya, Informasi pada prinsipnya merupakan hal yang banyak memberikan pengetahuan, dan apabila semakin banyak kita mengetahui sebuah informasi yang linear atau lurus, maka akan menghasilkan suatu kebijaksanaan.
“Maraknya pemberitaan mengenai pernikahan dini yang kita jumpai saat ini, pada akhirnya mengingatkan kita pada pentingnya pengelolaan berbagai aspek kehidupan salah satunya adalah manajemen emosional,” jelasnya.
Sementara itu, pengasuh Mata Pena PC IPNU IPPNU Sidoarjo, Gus Chakim menyampaikan bahwa pernikahan dini diantaranya disebabkan oleh emosi secara intelektual tersusun menjadi dua bagian yakni mengenai persoalan hidup dan fase kehidupan.
“Kedua hal ini ditandai dengan kesiapan dalam mengatasi berbagai masalah dan sejauh mana seseorang bertahan dalam menghadapi fase hidup selanjutnya,” ucapnya.
Gus Chakim menuturkan bahwa seringkali kita sebagai manusia dihadapkan dengan berbagai masalah. Jika ditarik pada hal yang lebih islami,ini berbicara tentang takdir manusia utamanya tentang bagaimana kita memaknai hidup.
“Urip (hidup) tanpa masalah itu tidak mungkin,” imbuhnya.
Ia menegaskan bahwasannya pernikahan adalah tentang sebuah realita dan fase kehidupan. Oleh karena itu, bagaimana kita menyikapinya sebagai salah satu bentuk mengukir takdir dalam berbagai sisi salah satunya adalah kita diberikan ranah untuk ikhtiar.
“Ketika kita melihat berbagai ketakutan, ya jangan takut. Karena ini yang harus kita hadapi,” tuturnya.
(fi/my)