Sidoarjo, NU’S media
Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) SMK Plus NU Sidoarjo menggelar pelatihan bertajuk Mental Training (Mentra). Kegiatan di lingkup sekolah ini digelar di SMK Plus NU Sidoarjo selama 2 hari, Jum’at-Sabtu (25-26/02/2022).
“Kegiatan ini merupakan program yang diinisiasi oleh PC IPNU IPPNU Sidoarjo melalui Departemen Jaringan Sekolah Pesantren. Hal ini mengacu pada buku pedoman pendirian dan perawatan Pimpinan Komisariat tentang kaderisasi dan program kerja,” kata Ibnu Amirriddin selaku sekretaris Departemen Jaringan Sekolah Pesantren (DJSP) Pimpinan Cabang (PC) IPNU Sidoarjo.
Amir sapaan akrabnya menjelaskan bahwa pelatihan ini menitik beratkan pada pembentukan karakter yang loyal dan militan serta pengembangan wawasan pengurus PK IPNU IPPNU pada masa khidmat selanjutnya.
Mentra ini memiliki target untuk membentuk pengurus IPNU IPPNU yang mampu mengoptimalkan dalam menjalankan amanat organisasi di lingkup komisariat sekolah dalam satu periode.
“Jadi, Mentra ini merupakan pelatihan kader IPNU IPPNU di Sekolah setelah menempuh Makesta. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan pengurus yang mumpuni dalam satu periode ke depan,” jelasnya.
Pria yang berdomisili di Desa Pagerwojo, Buduran, Sidoarjo ini mengapresiasi kepada PK IPNU IPPNU SMK Plus NU Sidoarjo yang dapat melaksanakan program pelatihan ini untuk pertama kalinya dari seluruh PK di Sidoarjo. Hal ini yang akan menjadi percontohan bagi PK yang lain agar dapat melaksanakan event serupa.

“Semoga sukses bagi PK IPNU IPPNU SMK Plus NU Sidoarjo ini, semoga setelah mengikuti pelatihan ini dapat menjadikan kepengurusan ke depan menjadi lebih baik, sesuai cita-cita kita bersama,” ucap Amir.
Secara umum, program Mentra ini bertujuan untuk membentuk pengurus yang memiliki kemampuan wawasan dan pemahaman ideologi aswaja serta citra diri NU dan IPNU IPPNU yang kuat seorang kader di lingkup sekolah. Menurutnya, hal ini dapat menanamkan sejak dini jiwa kepemimpinan yang mampu dan memahami dalam melaksanakan amanat sebagai pengurus organisasi.
Sementara itu, Siti Rohmatul Lailiyah selaku pembina PK IPNU IPPNU SMK Plus NU Sidoarjo, mengungkapkan bahwa organisasi internal sekolah pada awalnya merupakan Organisasai Siswa Intra Sekolah (OSIS) pada umumnya. Namun, sejak adanya pendampingan dari Pimpinan Cabang tentang pedoman pendirian dan perawatan Pimpinan Komisariat. Oleh karena itu, sejak tahun 2020 lalu, IPNU IPPNU menjadi organisasi internal sekolah menggantikan OSIS sebelumnya.
“Selain ideologi dan manfaat adanya IPNU IPPNU di lingkup sekolah yang tidak perlu diragukan lagi, karena masuk dalam struktural Banom NU. Tatanan organisasi di IPNU IPPNU saat ini lebih jelas dan tertata melalui adanya sebuah pedoman serta pendampingan oleh PC maupun PAC, tidak amburadul seperti dulu,” ungkap Laili.
Laili yang juga seorang staf Tata Usaha tersebut menyebutkan bahwa sejauh ini adanya PK IPNU IPPNU di sekolah dapat bersinergi dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan program-program yang juga tidak jauh berbeda dengan OSIS, diantaranya seperti Makesta, pelatihan-pelatihan kader serta beberapa peringatan hari besar islam dengan menurut kultur ke aswaja an.
Lebih lanjut, Laili menyampaikan bahwa pihaknya juga akan mendukung dan menyambut dengan baik apabila terdapat program-program lain yang dapat dikolaborasikan. Dengan ini tentunya juga akan membuat nilai jual atau pandangan keduanya kedepan dapat melahirkan sistem yang saling menguntungkan. Selama ini, pihak sekolah sangat mendukung adanya kegiatan IPNU IPPNU dengan memfasilitasi secara moril maupun materiil seperti tempat dan anggaran dana khusus.
“Seperti halnya Mentra ini yang sistemnya seperti LDKS di sekolah umum, namun dikemas dengan menyisipkan nilai-nilai aswaja. Hal seperti ini sangat penting untuk ditanamkan sejak dini, selain menjadi tambahan pembelajaran bagi siswa/i agar dapat melatih jiwa kepemimpinan serta keahlian non akademik lain. Saya optimis bahwa program-program yang diusung IPNU-IPPNU selanjutnya juga dapat menyesuaikan dengan instansi lain,” ujarnya kepada NU Online Jatim.
“Pada awalnya, kegiatan Mentra ini kami laksanakan di luar sekolah. Karena terkendala pandemi dan aturan PPKM yang berlaku di beberapa daerah di Jawa Timur, akhirnya kita laksanakan secara terbatas,” imbuhnya.
Putri Diah Pustika Sari, wakil ketua 1 PK IPPNU SMK Plus NU Sidoarjo mengungkapkan bahwa dirinya tidak menyangka ternyata nama organisasi di sekolah yang biasa dikenal OSIS dapat disebut PK, tidak jauh berbeda dengan IPNU IPPNU di tingkat ranting.
Putri sapaan akrabnya mengaku sangat menikmati menjadi kader IPNU IPPNU. Walaupun dengan jatuh bangun, ia merasa sangat bangga karena dapat merasakan sebuah perjuangan dalam menjadi pengurus sebuah organisasi.
“Terdapat banyak suka duka selama menjadi pengurus, di setiap event kita dapat banyak belajar untuk memanajemen waktu dan kegiatan akademik di sekolah. Saya berharap agar kedepan lebih banyak lagi kader NU ini untuk melatih kepemimpinannya melalui organisasi PK di sekolah ini,” pungkasnya.
Pewarta : Maschan Y
Editoe : Muhammad DK