Sidoarjo, NU’S Media
Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur, M Fakhrul Irfan Syah menghadiri pembukaan kegiatan Latihan Instruktur (Latin) – Latihan Pelatih (Latpel) yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Sidoarjo, Kamis (27/01/2022). Kegiatan yang mengusung tema ‘Profesionalisasi Instruktur dan Pelatih dalam Mewujudkan Kultur Kaderisasi Ideal’ yang dipusatkan di Kampus Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) tersebut diselenggarakan selama 4 hari pada Kamis-Ahad (27-30/01/2022).
Irfan, sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa di dalam setiap organisasi membutuhkan peran seorang engineer atau teknisi seperti halnya dalam sebuah kendaraan. Ia menjelaskan tugas teknisi tersebut adalah sebagai orang yang menyiapkan alur kerja organisasi dan dapat menyelesaikan jika menemukan sebuah masalah.
“Di dalam sebuah organisasi sebenarnya tidak membutuhkan peran banyak orang. Jika diibaratkan sebuah mobil, maka hanya membutuhkan seorang sopir untuk mengemudi dan engineer atau teknisi yang memahami permesinan. Setelah itu mobil tersebut akan dapat melaju dan dapat menyelesaikan jika terdapat kendala di tengah perjalanan,” paparnya.
Irfan yang juga pernah menjadi ketua PC IPNU Bojonegoro ini mengatakan bahwa saat ini, banyak organisasi lain yang sedang melirik IPNU IPPNU tentang rahasia yang sedang digodok di dalamnya. Rahasia tersebut diantaranya yaitu sistem kaderisasinya yang berjalan saat ini di setiap lini. Menurutnya, PC IPNU IPPNU Sidoarjo selama ini menjadi mitra yang menjadi penyangga di tingkat wilayah Jawa Timur. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan mumpuni.
“Geliatnya IPNU IPPNU Sidoarjo sekarang ini adalah nomor 1 di Jawa Timur. Untuk itu akan selalu menjadi yang kami hubungi terlebih dahulu,” ungkap pria yang pertama kali mengikuti Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) pada tahun 2009 lalu. Lebih lanjut, Irfan mengungkapkan bahwa hari ini di IPNU IPPNU terdapat beberapa hal yang harus dibenahi bersama tentang akselerasi, percepatan, inovasi, serta kreatifitas di dalam organisasi.
Ia menjelaskan bahwa Latin Latpel merupakan agenda yang urgent sekali yang diharapkan akan menciptakan seorang pelatih maupun instruktur kaderisasi yang baru. Nantinya seorang instruktur dan pelatih tersebut bertugas sebagai pemandu, memberikan wawasan baru, mengatur cepat lambatnya kaderisasi organisasi dan menemukan suatu garis atau sistem kaderisasi yang lebih berkualitas dan berkelanjutan.
“Jika IPNU IPPNU dulu dianggap sebagai organisasi yang tradisionalis, maka tantangan kita saat adalah merubah arah organisasi dengan menyesuaikan kondisi dan wilayah masing-masing. Kita tidak tahu apa yang terjadi besok, nanti, dan yang akan datang. Oleh karena itu, ini yang menjadi garis besar tantangan IPNU IPPNU agar dapat menyiapkan program yang berkualitas. Hal ini sudah harus berbeda untuk menyesuaikan tantangan dalam hal kaderisasi setiap minggu, bulan, maupun tahun,” ucap pria kelahiran tanggal 16 Juni tersebut.
Lebih lanjut, Irfan menekankan agar IPNU IPPNU mulai menerapkan sistem pengkaderan baru yang berbasis ilmu dan profesi. Sistem ini dapat diterapkan dengan membagi bilik kaderisasi yang semuanya harus melihat indikator yang sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing. Irfan yang merupakan lulusan Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya (Uinsa) ini berpesan kepada kader IPNU IPPNU untuk tidak mengandalkan ijazah yang dimiliki. Ia mengajak agar generasi muda saat ini juga dapat meningkatkan skill atau kemampuan nyata sebagai kader yang disiapkan untuk menjadi seorang pemimpin.
“Selamat dan sukses atas terlaksananya Latin dan Latpel PC IPNU IPPNU Sidoarjo. Semoga akan tercipta pelatih dan instruktur yang profesional dan ideal yang juga akan menjadi calon pengurus di PCNU mendatang,” pungkasnya.
Pewarta : MASCHAN YUSUF
Editor : MIFTA J