Gedangan, NU’S Media
Media Resmi Pelajar NU Sidoarjo
Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Bangah bersama pengurus Departemen Kaderisasi Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU IPPNU Gedangan mengkaji pelaksanaan Masa Kesetiaan Anggota (Makesta).
Pelaksanaan Makesta selama ini dinilai tidak efisien dan dirasa sangat membosankan bagi peserta. Hal ini karena peserta diharuskan untuk menerima beberapa materi Makesta yang disampaikan dalam kurun waktu ±24 jam. Sedangkan peserta Makesta terdiri dari pemuda-pemudi yang awalnya bukan anggota dari IPNU IPPNU.
“Yah memang kalau di pikir-pikir dari 6 materi kalau hanya metode pembelajarannya dengan hanya ceramah, maka akan sangat bosan sekali. Maka dari itu, PR IPNU IPPNU Bangah mencoba mengulik di laboratorium kami, dengan bantuan pengurus Departemen Kaderisasi PAC IPNU IPPNU Gedangan dan Alumni serta Pembina kami,” ujar ketua PR IPNU Bangah, Rekan Defrandi.
Rekan Defrandi menjelaskan bahwa dari awal PR IPNU IPPNU Bangah memang sangat mendukung agar pelasanaan Makesta bukan hanya menjadi gerbang awal untuk masuk kedalam tubuh IPNU IPPNU, tapi juga gerbang awal untuk mengenal bagaimana keadaan dan karakteristik IPNU IPPNU di desa Bangah.
PR IPNU IPPNU Bangah sangat mendukung peraturan yang diterbitkan oleh Departemen Kaderisasi PAC IPNU IPPNU Gedangan untuk tidak membuka pendaftaran peserta Makesta bagi eksternal.
“Kami sangat mendukung peraturan yang telah diterbitkan tersebut, karena jika ada peserta dari selain Desa Bangah, maka mereka tidak akan mengenal dan mengetauhi karakteristik IPNU IPPNU di desa asalnya,” tandasnya.
Menurutnya, selain untuk mengenal karakteristik dan keadaan PR IPNU IPPNU Bangah, juga beranggapan bahwa Makesta dapat menjadi salah satu sarana dalam menyelesaikan masalah kader. Seperti pada periode kali ini yang memiliki masalah berupa kurang adanya rasa tanggung jawab atas kewajiban dari setiap kader. Juga masih sering dalam memetakan kesadaran.
“Kalau di periode sebelumnya masalah kader adalah seringkali IPNU IPPNU dianggap organisasi yang bidang garapnya hanya perihal religius saja, dan dapat diselesaikan di Makesta. Dan di periode ini, kami berharap agar masalah yang ada dapat terselesaikan di Makesta”,” terangnya.
Dengan mengusung tema ‘mawas laksana’ yang dapat didefinisikan ‘Menjadi sosok yang sadar terhadap diri juga tanggung jawab yang diemban adalah titik penting dalam algoritma berorganisasi, menempatkan diri disuatu tempat yang semestinya tanpa harus masuk atau malah merusak tempat yang lainnya’.
Dari hasil koreksi (Kordinasi Arah Gerak Kaderisasi) yang dilaksanakan di MWC NU Gedangan, Selasa (12/12/2023) lalu, PR IPNU IPPNU Bangah mencoba untuk meminimalisir kebosanan dengan menghadirkan pemateri-pemateri yang membawakan materi bukan hanya dengan metode ceramah. Bukan hanya metode yang mendukung untuk meminimalisir kebosanan, tapi PR IPNU IPPNU Bangah juga menghadirkan tempat outdoor untuk mendukung konsep yang digunakan.
“Dari awal, mulai materi Aswaja sampai materi Kebangsaan, pemateri menggunakan metode yang mengajak para peserta lebih interaktif seperti dengan FGD (Forum Grup Discussion) yang juga diselingi quiz, game yang menyambungkan materi yang telah disampaikan, kemudian ada juga disertai dengan praktik. Seperti praktik memimpin sebuah kelompok di materi kepemimpinan,” jelasnya. Memang kebosanan di sebuah forum itu tidak bisa dihilangkan. Tapi apakah kemudian kita harus pasrah dengan keadaan yang bosan? Lalu apakah yang dilakukan IPNU IPPNU Bangah adalah cara satu-satunya untuk meminimalisir kebosanan di Makesta? tentu saja tidak banyak yang bisa menimalisir kebosanan dalam Makesta.
(Tenday/MY)