Sidoarjo, NU’S Media
Terdapat banyak cara sebagai umat Muslim untuk mengisi dan merayakan bulan Muharram, seperti menggelar majlis sholawat. Seperti yang dilkukan oleh Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) bersama Remaja Masjid (Remas) Al Badar Kemantren, Tulangan, Sidoarjo yang menggelar kegiatan Gema Sholawat yang bertajuk Majelis Maulid Wa Ta’lim Malam Cinta Rosul dalam rangka memperingati datangnya bulan Muharram.
Kegiatan tersebut dipusatkan di Masjid Al Badar Kemantren, Tulangan, Sidoarjo, Sabtu (13/08/2022). Dengan melibatkan beberapa Badan Otonom (Banom) NU Kemantren, mulai dari Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kemantren, Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Fatayat NU, serta Muslimat NU Kemantren.
Gema Sholawat kali ini mendatangkan Habib Hadi Assegaf dari Sidoarjo, Habib Shofi bin Hasan Al Mansyur, dan Habib Ahmad bin Hasan Al Mansyur. Tampak kegiatan tersebut berjalan dengan meriah karena diiringi tabuhan rebana dari 4 grup hadrah, yaitu Riyadlun Nabawi Sidoarjo, Hadrah Al Falah, Al Mujtaba, serta Hidayatul Anwar.
Dalam kesempatan tersebut, Habib Ahmad bin Hasan Al Mansyur mengapresiasi atas antusias pemuda-pemudi yang mengisi malam minggunya dengan pergi ke majelis shalawat. Hal ini menjadi bukti cinta terhadap Rosulullah SAW.
“Banyak pemuda-pemudi lain yang malam minggunya di mall, tempat tongkrongan dan sebagainya. Akan tetapi pemuda-pemudi yang duduk di majelis sholawat seperti ini merupakan orang pilihan,” tuturnya saat menyampaikan tausiah.
Ketua PR IPPNU Kemantren, Rekanita Tri Susanti Agustin Khoimah menyampaikan bahwa kuantitas pelajar NU dimaksimalkan dengan banyak diajak untuk mengikuti kegiatan yang positif. Dengan begitu, para pemuda-pemudi dapat terbiasa melakukan hal yang baik.
“Dengan terbiasa melakukan hal yang positif, kualitas generasi muda juga akan mengikuti dengan prestasi dan keunggulan lain yang dapat dibanggakan,” tandas rekanita Susan.
Ketua Tanfidziyah PRNU Kemantren, Muhammad Misdi menjelaskan, meramaikan bulan muharram hendaknya dengan kegiatan yang positif. Sebab, bulan muharram adalah salah satu bulan yang memiliki keistimewaan karena di dalamnya terdapat peristiwa penting yang luar biasa.
Menurutnya, orang islam juga harus mengetahui sejarah bulan-bulan tahun qomariyah (Hijriyah). Oleh karena itu, sebagai orang islam harus senantiasa diperingati dengan kegiatan-kegiatan yang positif baik secara pribadi, seperti puasa dan memperbanyak shodaqoh, maupun kegiatan positif secara kelompok atau organisasi seperti majelis sholawat dan majelis dzikir.
“Sudah menjadi kewajiban bagi umat islam untuk mengisi dan memeriahkan hari besar islam. Adanya kegiatan positif tersebut bertujuan sebagai pengingat dan penanda akan adanya bulan yang dimuliakan,” ujarnya.
Sementara itu, Kapala Desa Kemantren, H Kuswandi mengatakan, pihaknya akan selalu mendukung apabila ada kegiatan positif di masyarakat, khususnya keagamaan. Menurutnya, desa yang tentram adalah desa yang masyarakatnya selalu meramaikan tempat beribadah seperti masjid dan musholla dengan kegiatan keagamaan, pendidikan, sosial dan budaya.
Kuswandi sangat berterima kasih karena peran NU sebagai Organisasi Keagamaan dan Kemasyaratan yang banyak menginisiasi kegiatan-kegiatan keagamaan di tengah masyarakat. Ia berharap agar kedepan kolaborasi pengurus NU dapat terus memiliki kesinambungan terhadap program dan kebijakan pemerintah desa.
“Peran NU di masyarakat sudah sangat terasa manfaatnya, begitupun bagi pemerintah desa yang juga banyak dibantu dalam menata dan memberikan pelayan terbaik di masyarakat,” pungkasnya.
Editor: Maschan Yusuf