Sidoarjo, NU’S Media
Media Resmi Pelajar NU Sidoarjo
Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Sidoarjo menggelar malam peringatan Hari Lahir (Harlah) IPNU ke-70 dan IPPNU ke-69 yang bertajuk Student Space Night Celebrate of Naraya. Kegiatan tersebut dipusatkan di Rumah Budaya Malik Ibrahim, Pucanganom, Sidoarjo, Jum’at (08/03/2024).
Ketua PC IPPNU Sidoarjo, Rekanita Miftahul Munadiyah mengatakan bahwa peringatan Harlah kali ini memang sengaja dikonsep dengan meriah bersama seluruh rekan-rekanita pengurus PC IPNU IPPNU Sidoarjo. Dimana setiap pengurus dari departemen PC IPNU IPPNU Sidoarjo dituntut untuk menampilkan sebuah persembahan, baik berupa akustik, teater, musikalisasi puisi, serta orasi pelajar.
“Terima kasih kepada rekan rekanita yang menyempatkan hadir dalam kegiatan, Semoga Harlah IPNU IPPNU di Kabupaten Sidoarjo dapat bermanfaat bagi masyarakat, dan mengingkatkan semangat dalam melaksanakan tugas kita sebagai Pelajar NU dengan senyuman manis,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua PC IPNU Sidoarjo, Muhammad Avif Fawaid dalam monolognya menyampaikan, bahwa momentum Harlah IPNU IPPNU menjadi momen untuk refleksi diri dan organisasi. Dimana, dalam praktik di lapangan masih banyak yang belum memahami fungsi IPNU IPPNU di tengah masyarakat.
“Momen Harlah 70 dan 69 bukanlah angka yang kecil dan bukan perjalanan yang singkat bagi organisasi yang telah mengikat kita untuk berkhidmah untuk umat,” ucapnya.
Menurutnya, IPNU IPPNU sebagai organisasi pelajar seharusnya tidak lepas dengan dunia pendidikan. Akan tetapi, sejauh ini kader IPNU IPPNU hanya menganggap sebagai event organizer atau penyelenggara sebuah kegiatan saja. “Bukan berarti apa yang lakukan selama ini salah, IPNU IPPNU bukan organisasi yang berjalan di dalam fase itu saja,” katanya.
Sebab dalam berdirinya, IPNU IPPNU merupakan organisasi yang dibentuk untuk menyetarakan pelajar di pondok pesantren dan pelajar umum agar memiliki standar ilmu yang sama. “Dan sejauh ini, kita sebagai pengurus hanya berjuang di dalamnya, tanpa ada kesetaraan pengetahuan atau saling tukar menukar ilmu yang kita miliki,” jelasnya.
Secara subjektif IPNU IPPNU tidak lepas dari dunia pendidikan. Akan tetapi, IPNU IPPNU saat ini masih berada dalam dimensi bagaimana mengumpulkan anggota dan menyelenggarakan kegiatan, tanpa menyentuh dimensi pendidikan yang ada di dalamnya.
Namun, dalam memahami pendidikan di IPNU IPPNU, sebenarnya dapat diterapkan dengan apapun yang dipelajari di IPNU IPPNU, nantinya dapat diwujudkan dalam bentuk program kerja yang relevan dengan kebutuhan pelajar.
“Meneruskan hal baik bukan perkara yang mudah, karena di setiap periode yang kita jalankan akan senantiasa ada permasalahan yang harus kita selesaikan. Sebab di setiap perjalanan terdapat sebuah risiko dan menjadi tantangan bagaimana kita menjalankannya,” imbuhnya.
Ia mengumpamakan, peran di dalam perjalanan IPNU-IPPNU seperti hidup yang menjadi seni peran yang panjang. Dalam IPNU IPPNU juga memiliki peran di berbagai posisi dalam organisasi dan kemudian dilaksanakan sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Kemudian akan berperan sesuai dengan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Di setiap perjalanan kepengurusan IPNU IPPNU adalah sebuah fase di mana memilih risiko dan menaklukkan tantangan yang ada dan di dalam proses berjuang di IPNU-IPPNU.
“Rekan-rekanita dapat mengambil peran yang ditetapkan dan kemudian memaksimalkan apa yang dapat kita kerjakan. IPNU IPPNU bukanlah kita, kita hanyalah pengurus di dalamnya yang harus mewujudkan dan melanjutkan perjuangan impian IPNU-IPPNU. Kita tidak seharusnya mengakui diri sebagai IPNU IPPNU. IPNU-IPPNU tidak pernah gagal, karena yang gagal adalah diri kita masing-masing yang belum bisa berperan sebaik-baiknya di dalam perjalanan IPNU-IPPNU. Jadi, apapun yang kita kerjakan, setinggi-tingginya jabatan yang kita dapatkan, dan ilmu yang kita miliki, sudah seharusnya akan kita kembalikan manfaatnya di masyarakat,” paparnya.
Avif sapaan akrabnya, menerangkan bahwa fase pelajar merupakan fase untuk mengumpulkan database dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, IPNU IPPNU hadir sebagai tempat untuk mengumpulkan dari database tersebut.
“Karena setiap manusia di fase pelajar atau di umur 25-27 akan membuat keputusan besar yang akan mengubah hidupnya sesuai data pengalaman dan pengetahuan yang sudah dimiliki. Agar kemudian hal yang kita putuskan dapat berimbas besar untuk diri kita dan masyarakat secara keseluruhan,” terangnya.
Lebih lanjut, Avif menekankan bahwa IPNU-IPPNU hadir untuk menciptakan sebuah lingkungan pendidikan yang tidak diajarkan secara akademis. Seperti cara bersosialisasi serta manajemen pengembangan potensi diri melalui kegiatan di luar kelas untuk mengembangkan kreativitas dan bakat sesuai minat yang dipilih.
“Kita bukanlah mesin yang diciptakan untuk sekedar sekolah kemudian bekerja setelah itu tua lalu mati begitu saja tanpa memberi arti dan tidak pernah tahu tentang mengapa dan untuk apa kita dilahirkan di dunia. Dan jawaban itu bisa jadi kita temukan di IPNU-IPPNU, karena pada akhirnya hal tersebut yang akan menjadikan kita sebagai diri yang baik di hadapan masyarakat. Bahwa pelajaran terbaik adalah kesalahan terakhir yang kita lakukan. Dan semoga kita melakukan kesalahan yang sama, karena di depan banyak kesalahan yang belum kita coba untuk perjalanan di IPNU-IPPNU,” ulasnya.