Sidoarjo, NU’S Media
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ziarah artinya kunjungan ke tempat yang dianggap keramat atau mulia (makam dan sebagainya). Berziarah artinya berkunjung ke tempat yang dianggap keramat atau mulia (seperti makam) untuk berkirim doa sedangkan menziarahi artinya mengunjungi makam (tempat keramat dan sebagainya) sambil mengirim doa. Orang yang melakukan ziarah sendiri biasanya disebut dengan peziarah.
Ada beberapa manfaat dan adab dalam berziarah kubur diantaranya yaitu mengucapkan salam ketika hendak masuk, tidak menginjak dan duduk atas kuburan, dan mendoakan mayit sebagai salah satu manfaat berziarah kubur. Manfaat ziarah kubur diantaranya mengingatkan kita pada kematian. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam hadist dari Buraidah radhiyallu’anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya aku pernah melarang kalian untuk menziarahi kubur, maka (sekarang) ziarahilah kuburan.” (HR. Imam Muslim dan Abu Daud).
Pada era sekarang tradisi ziarah kubur ini mulai jarang ditemukan. Banyak anak muda mengikuti perkembangan zaman yang pesat mengakibatkan tradisi islam yang sudah di ajarkan turun temurun di kalangan warga nahdliyin menjadi terlupakan. Oleh karena itu Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nadlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nadlatul Ulama (IPPNU) Desa Sambibulu Kecamatan Taman, Sidoarjo, masa khidmat 2021-2023 rutin mengadakan Ziarah Kubur yang merupakan salah satu program kerja dari Departemen Hubungan Pesantren dan Sosial Kemasyarakatan (DHPSK) dan Departemen Dakwah (DD).
Adapun tujuan utama kegiatan ziarah kubur yang digerakkan oleh DHPSK dan DD ini di samping menjadi sarana untuk mengingat kematian yakni sekaligus sebagai salah satu upaya untuk melestarikan tradisi islami agar tidak redup di era zaman milenial, terutama di kalangan masyarakat Desa Sambibulu.
Ziarah kubur yang dilaksanakan oleh PR IPNU IPPNU Sambibulu bertempat di makam KH. Ali Mas’ud di Desa Pagerwojo, Kec. Buduran, Kabupaten Sidoarjo dengan rekan dan rekanita yang hadir berjumlah sekitar lima belas orang. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan pada Hari Kamis pada pukul 19.30 WIB.
Rangkaian kegiatan Ziarah kubur diawali dengan bertawassul kepada para ulama khususnya guru-guru Nahdlatul Ulama (NU) dan memanjatkan doa untuk orang tua maupun saudara yang telah tiada, memohonkan agar almarhum dan almarhumah semasa hidupnya diampuni dosa-dosa nya dan ditempatkan di tempat yang terbaik. Dilanjutkan dengan pembacaan yasin dan tahlil beserta doa penutup. Acara terakhir yaitu kumpul dan makan bersama yang bertujuan mempererat kekeluargaan antar rekan dan rekanita. Menurut koordinator Departemen Dakwah yaitu Rekan M. Ardi Alamsyah, “tradisi islam ziarah kubur ini harus tetap dilestarikan di zaman milenial ini agar tidak redup dengan perkembangan zaman,”ujarnya.
Pewarta : Dep. Media PR IPNU IPPNU SAMBIBULU
Editor : Mifta J